Pembangkitan listrik melalui tenaga matahari dapat dilakukan dengan dua metode yaitu photovoltaic (memanfaatkan radiasi cahaya matahari) dan solar thermal (memanfaatkan panas matahari). Saat ini pemanfaatan energi cahaya matahari di Indonesia belum maksimal karena alasan berikut.
- Biaya pembangunan PLTS masih relatif mahal dibanding pembangkit jenis lain terutama PLTU dan PLTG.
- Sulit bersaing dengan batu bara Indonesia yang masih sangat murah (biaya pembangkitan listrik dengan batu bara hanya seharga Rp680 per kWh sementara pembangkitan listrik dengan cahaya matahari membutuhkan biaya Rp1.200 per kWh).
- Cahaya matahari hanya hadir di siang hari sehingga terdapat kekosongan suplai energi di malam hari.
- Produksi energi cahaya matahari tidak stabil karena bisa adanya faktor cuaca seperti awan dan hujan. Fenomena ini disebut intermitensi.
Sementara itu, peluang terbesar yang bisa didapatkan dari energi cahaya matahari adalah posisi Indonesia di dekat khatulistiwa yang menyebabkan penyinaran matahari maksimal dan merata sepanjang tahun.
Jadi, yang bukan permasalahan penyebab dimanfaatkan secara maksimal adalah posisi Indonesia di dekat khatulistiwa menyebabkan penyinaran sinar matahari tidak maksimal.