Siklus hidup kecoa sama seperti serangga pada umumnya, yaitu melalui metamorfosis. Kecoa memiliki tiga tahap siklus metamorfosis. Tiga tahap tersebut dimulai dari telur, nimfa, dan terakhir adalah kecoa dewasa. Lama proses perkembangbiakan kecoa juga dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang memengaruhinya antara lain suhu dan kelembapan, kualitas dan kuantitas air dan makanan.

Kecoa termasuk ke dalam kelompok hewan omnivora. Kecoa bisa mengonsumsi makanan apa saja yang ada di sekitarnya. Serangga ini bisa memakan baik hewan maupun tumbuhan. Kebiasaan makannya tersebut membuat kecoa dikenal sebagai hewan pengurai terbaik yang ada di alam. Hewan atau tumbuhan yang sudah mati atau menjadi bangkai oleh kecoa akan diuraikan.

Meskipun dikenal sebagai binatang jorok atau serangga hama, kecoa ternyata memiliki banyak manfaat. Tempat tinggal kecoa yang berada di bawah tanah menurut penelitian mempunyai manfaat bagi tanah dan tanaman. Penggalian liang yang dilakukan kecoa bisa membuat tercampurnya nutrisi di dalam tanah dan mengubah jenis zat kimia. Hal itu akan meningkatkan kemampuan tanah dalam menyerap air. Selain itu labirin yang digali kecoa juga sangat bermanfaat bagi akar tanaman, karena kotoran kecoa bisa menjadi nutrisi bagi pertumbuhan tanaman.

Kecoa muda atau nimfa akan melewati beberapa tahap. Salah satu tahap yang harus dilalui kecoa muda adalah berganti kulit. Proses pergantian kulit terjadi beberapa kali dan setiap kecoa jumlahnya bervariasi. Kecoa muda yang berganti kulit akan memiliki warna kulit yang keputihan, namun beberapa jam kemudian akan menjadi gelap. Kemudian kecoa tersebut akan tumbuh lebih besar secara fisik sampai terlihat seperti kecoa dewasa.