Mari kita mencermati drama tersebut.

Anjing itu berlarian ke sana kemari dengan girang dan semangat sambil mengibaskan ekornya. Tono, pemilik anjing bernama Syafa itu duduk di kursi taman sambil memandang biru langit.

Tono: Ah, andaikan Bulan berada di sini juga. Aku pasti tidak akan sekesepian ini. Aku akan memiliki teman bercerita. (memandang Syafa yang masih giat berlarian) → Kalimat yang dicetak tebal tersebut menunjukkan bahwa Bulan adalah sosok manusia karena bisa diajak bercerita.

Tono: Syafa! (anjing itu langsung mematuhi Tono dan mendekati Tono. Tono mengelus kepala Syafa dengan penuh kasih sayang)

Tono: Kau tidak boleh meninggalkanku seperti Bulan meninggalkanku! Mengerti? Ah, aku pasti sudah gila sampai berbicara dengan anjing. (tertawa menyadari kebodohannya) → Tono merasa ditinggalkan oleh Bulan, dan dapat disimpulkan bahwa orang yang sudah kenal lah yang bisa merasa ditinggalkan oleh kenalannya. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa Bulan dalam penggalan naskah drama tersebut adalah seorang kenalan dari Tono.