Pada masa Orde baru, gelombang penggunaan jilbab mulai bermunculan di kalangan anak muda. Hal ini bermula dari penyelenggaraan kegiatan LMD atau Latihan Mujahid Dakwah yang dilaksanakan di Kota Bandung tahun 1974. Mereka ditempa pengetahuan dan keilmuan mengenai keislaman.
Selanjutnya, pengaruh LMD mulai merebak luas ke berbagai kampus di seluruh Jawa. Gerakan penggunaan jilbab bahkan sampai ke sekolah melalui kegiatan OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) dan Remaja Masjid Sekolah.
Adapun salah satu pengaruh eksternal yang cukup dominan adalah adanya gerakan Revolusi Iran pada tahun 1979 yang menambah gairah berislam kalangan anak-anak muda kampus. Menurut mereka, para demonstran perempuan Iran yang berjilbab berani untuk menyerukan perubahan konstitusi. Bahkan, tahun 1980 para mahasiswa Indonesia yang berasal dari Timur Tengah mulai mengajarkan pemikiran Ikhwanul Muslimin.
Penggunaan jilbab bukan hanya sekadar busana biasa, melainkan sebagai keyakinan menjaga diri secara lahir dan batin.
Jadi, faktor luar gelombang penggunaan jilbab dan munculnya gerakan muslimah di sekolah dan kampus dipengaruhi oleh “adanya gerakan Revolusi Iran tahun 1978”.