7.
Cermati cerpen berikut!
Pertanyaan Misterius Ayah
Hari ini ayah tidak berangkat kerja, dan Dani libur sekolah. Dani yang sedang mengerjakan PR-nya melihat ayahnya sedang sibuk memperbaiki sepeda motornya.
Lantas Dani mendekati ayahnya. "Ada yang bisa Dani bantu, Yah?" tanyanya polos. "Boleh-boleh," jawab ayah. Ayah banyak bercerita tentang sepeda motor pada Dani, Dani pun menikmatinya. "Kalau sudah besar nanti kamu mau jadi apa?" tanya ayah padanya. "Aku ingin jadi pembalap, Yah, seperti Rossi," jawab Dani spontan. "Oh, ya? Hebat kamu. Tapi pembalap harus tahu bagian yang terpenting dari motor, kamu tahu?" tanya ayah. Dani pun berpikir, apa ya yang paling penting? Pada keesokan harinya saat lagi sarapan, Dani menjawab pertanyaan yang diajukan ayah kemarin. Bagian terpenting dari sepeda motor adalah roda, karena tanpa adanya roda motor tidak bisa berjalan. Mendengar jawaban dari Dani, ayah menjawab, "Pintarnya, tapi sayangnya bukan itu."
Dani pun tidak menyerah, setiap hari ia selalu mencoba menjawabnya. Mungkin jawabannya adalah kunci, karena tanpa kunci, motor tidak bisa menyala.
Tapi ayah selalu berkata, "Semakin hari semakin pintar ya, tapi jawabannya belum tepat."
Dani masih belum menyerah. Sampai selesai liburan pun, sesekali ayah menanyakan pertanyaan itu, dan setiap Dani menjawab, pasti ayah berkata, "Kamu sangat pintar, tapi jawabannya kurang tepat, terus dicoba ya."
Karena terus seperti itu, lama-kelamaan Dani mulai bosan. Karena jawaban yang diberikannya belum tepat. Sampai saat ini, ayah tidak pernah mau memberikan jawaban yang sebenarnya. "Jangan kamu bosan jawabnya, karena ini pertanyaan sangat mudah, teruslah berusaha," kata ayah setiap kali Dani mengeluh.
Sesudah Dani lulus SMP, Dani melanjutkan ke SMK dan mengambil jurusan otomotif. Dani pun menanyakan pada gurunya, apa bagian terpenting dari sepeda motor. Jawaban gurunya adalah accu, karena motor takkan bisa menyala tanpa accu.
Dani yakin jawabannya kali ini pasti benar. Sepulang sekolah sambil menunggu dijemput ayah, ia menanyakan pada teman-temannya, apa yang paling penting dari sepeda motor. Bermacam-macam jawaban yang ia dapatkan dari mereka, mulai dari mesin, busi, rem, lampu, sampai bensin dan oli.
Saat di perjalanan Dani menjawab pertanyaan ayah, semua jawabannya yang telah ia dapatkan diceritakan pada ayahnya, namun tetap saja jawaban dari ayah, "Coba lagi." Dani pun mulai berpikir ayah pasti mempermainkannya. Selama perjalanan ia tak berbicara sepatah katapun pada ayahnya.
Sampai di sebuah lampu merah, mereka melihat seorang nenek bersama cucunya sedang mengemis. Ayah memberikan sejumlah uang sambil berkata, "Tolong berikan ini pada mereka, kita masih dibagi rezeki, kita harus saling berbagi."
Dani pun memberikan uang itu ke pengemis tersebut. Hatinya pun tersentuh melihatnya.
Malam harinya, di ruang tamu ayah menyuruh Dani duduk di dekatnya. Ayahnya menasehati Dani supaya jadi anak yang baik dan suka menolong. Dani pun mendengarkan dengan cermat.
"Jadi kamu benar-benar ingin tahu jawaban dari pertanyaan ayah?" tanya ayah secara tiba-tiba. Dani pun bingung dan mengangguk, karena telah bosan dihantui pertanyaan misterius dari ayah. "Kamu tahu, di antara semua jawaban yang kamu berikan, memang tidak ada satupun yang salah, namun ayah ingin kamu belajar sesuatu dari pertanyaan ini. Kamu tahu, bagian terpenting dari sepeda motor adalah 'sadel'," jawab ayah. Dani terkejut, "Apa alasannya, Yah?" tanyanya. Ayah tersenyum dan berkata, "Kau tahu kenapa? Karena dengan sadel, kita bisa membonceng dan berbagi kebahagiaan dengan siapa saja di atas sepeda motor kita. Seperti itu pula harusnya kita hidup, selalu berbagi ke sesama dan memberi selama kita masih diberi rezeki dan waktu untuk hidup di atas muka bumi ini."
(Sumber: materibindo.com)
Salah satu nilai kehidupan yang menonjol dalam cerpen tersebut adalah ....