Latihan Fisika Kelas X Hukum Kekekalan Momentum
Admin Cube
Soal
10
Kesulitan
Reguler
Waktu
Mata Pelajaran
Fisika
Selesai
Benar
0
Salah
1
Dilewati
9

Komposisi Skor

Peringkat

 
1. 0
2. 0
3. 0
4. 0
  • Pilgan
    0

    Bola basket yang memiliki momentum 2p bertumbukan lenting sempurna dengan bola voli, sehingga momentum bola basket berubah menjadi 5p. Perubahan momentum bola voli adalah ....

    A

    

    B

    

    C

    

    D

    

    E

    

    Pembahasan:

    Diketahui:

    Momentum awal bola basket p1 = 2p

    Momentum akhir bola basket p1' = 5p

    Ditanya:

    Perubahan momentum bola voli Δp2\Delta p_2 = ?

    Dijawab:

    Berdasarkan Hukum kekekalan momentum, total momentum awal sebelum tumbukan sama dengan total momentum akhir setelah tumbukan.

    pawal=pakhirp_{\text{awal}}=p_{\text{akhir}}

    p1+p2=p1+p2p_1+p_2=p_1'+p_2'

    sehingga

    p2p2=p1p1p_2'-p_2=p_1-p_1'

    Δp2=p1p1\Delta p_2=p_1-p_1'

    Δp2=2p5p\Delta p_2=2p-5p

    Δp2=3p\Delta p_2=-3p

    Jadi, perubahan momentum bola voli adalah -3p.

  • Pilgan

    Joko dan Jono sedang bermain kelereng. Sekarang giliran Jono. Jono menyentil kelerengnya ke arah kelereng Joko dengan kecepatan 5 m/s. Kelereng Joko tadinya diam. Sesaat setelah tabrakan tersebut kelereng Joko bergerak dengan kecepatan 2 m/s searah dengan arah awal kelereng Jono. Sedangkan kelereng Jono jadi berbalik arah dengan kecepatan 0,5 m/s. Jika massa kelereng Jono 100 gram, maka massa kelereng Joko sebesar ....

    A

     gram

    B

     gram

    C

     gram

    D

     gram

    E

     gram

    Pembahasan:

    Diketahui:

    Kecepatan awal kelereng Jono v1=5v_1=5 m/s

    Kecepatan awal kelereng Joko v2=0v_2=0 m/s (karena awalnya diam)

    Kecepatan akhir kelereng Joko v2=2v_2'=2 m/s

    Kecepatan akhir kelereng Jono v1=0,5v_1'=-0,5 m/s (negatif karena berbalik arah, jadi awahnya berlawanan dari arah awalnya)

    Massa kelereng Jono m1=100m_1=100 gram =0,1=0,1 kg

    Ditanya:

    Massa kelereng Joko m2=?m_2=?

    Dijawab:

    Hukum kekekalan momentum menjelaskan bahwa total momentum sistem benda sebelum tumbukan selalu sama dengan total momentum sistem benda setelah tumbukan. Dengan demikian, persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut.

    pawal=pakhirp_{\text{awal}}=p_{\text{akhir}}

    m1v1+m2v2=m1v1+m2v2m_1v_1+m_2v_2=m_1v_1'+m_2v_2'

    (0,1)(5)+(m2)(0)=(0,1)(0,5)+(m2)(2)\left(0,1\right)\left(5\right)+\left(m_2\right)\left(0\right)=\left(0,1\right)\left(-0,5\right)+\left(m_2\right)\left(2\right)

    0,5+0=0,05+2m20,5+0=-0,05+2m_2

    0,55=2m20,55=2m_2

    m2=0,552m_2=\frac{0,55}{2}

    m2=0,275m_2=0,275 kg

    m2=275m_2=275 gram

    Jadi, massa kelereng Joko sebesar 275275 gram.

  • Pilgan

    Balok kayu bermassa 3 kg terletak di atas meja dengan permukaan kasar dalam keadaan diam. Balok tersebut kemudian ditembak dengan peluru yang bermassa 0,2 kg. Akibat tembakan peluru tersebut, balok kayu bergeser sejauh 100 cm dari posisinya semula. Jika peluru menancap ke dalam balok kayu dan koefisien gesek antara balok dan meja adalah 0,45, maka kecepatan peluru sesaat sebelum menumbuk balok kayu adalah .... (g = 10 m/s2)

    A

    24 m/s

    B

    56 m/s

    C

    36 m/s

    D

    12 m/s

    E

    48 m/s

    Pembahasan:

    Diketahui:

    Massa balok mb = 3 kg

    Massa peluru mp = 0,2 kg

    Kecepatan awal balok vb = 0 \rightarrow karena balok mula-mula diam

    Perpindahan posisi balok s = 100 cm = 1 m

    Koefisien gesek balok dan meja μ\mu = 0,45

    Percepatan gravitasi g = 10 m/s2

    Ditanya:

    Kecepatan peluru sesaat sebelum menumbuk balok kayu vp = ?

    Dijawab:

    Sebelumnya, menentukan kecepatan akhir dari balok kayu dan peluru dengan menggunakan teorema usaha-energi, dimana usaha yang dilakukan suatu benda sama dengan perubahan energi kinetik yang dialami benda tersebut.

    W=ΔEKW=\Delta EK

    Fs=12Δmv2Fs=\frac {1}{2} \Delta mv'^2

    karena tembakan, balok bergeser dan gaya gesek mempengaruhi geraknya sehingga jika diuraikan gaya-gaya yang bekerja pada sistem adalah:

    Sesuai hukum Newton, karena sistem bergerak secara horisontal, maka:

    ΣFy=0\Sigma F_y=0

    Nw=0N-w=0

    N=wN=w

    N=(mp+mb)gN=(m_p+m_b)g

    Karena permukaan lantai kasar, maka gaya gesek juga mempengaruhi gerak balok dan peluru. Gaya gesek adalah gaya kontak antara dua benda yang secara matematis merupakan perkalian antara gaya normal dengan koefisien gesek. Sehingga gaya gesek balok kayu

    Fg=μNF_g=\mu N

    Fg=μ(mp+mb)gF_g=\mu (m_p+m_b)g

    Maka

    Fs=12Δmv2Fs=\frac {1}{2} \Delta mv'^2

    (μ(mp+mb)g)s=12(mp+mb)v2(\mu (m_p+m_b)g)s=\frac {1}{2} (m_p+m_b)v'^2

    μgs=12v2\mu gs=\frac {1}{2} v'^2

    v2=2μgsv'^2=2\mu gs

    v=2μgsv'=\sqrt {2\mu gs}

    v=(2)(0,45)(10)(1)v'=\sqrt {(2)(0,45)(10)(1)}

    v=9v'=\sqrt {9}

    v=3v'=3 m/s

    Untuk menghitung kelajuan peluru sebelum tembakan dapat menggunakan hukum kekekalan momentum. Berdasarkan hukum kekekalan momentum, momentum total sistem sesaat sebelum tumbukan sama dengan momentum total sistem sesaat setelah tumbukan, dimana

    psebelum=psetelahp_{\text{sebelum}}=p_{\text{setelah}}

    Sedangkan momentum merupakan ukuran kesukaran untuk memberhentikan gerak suatu benda melalui hasil perkalian antara massa dengan kecepatan benda.

    p = mvp\ =\ mv

    Sebelum tumbukan, momentum awal sistem merupakan penjumlahan dari momentum peluru dan momentum balok kayu. Namun setelah tumbukan, peluru dan balok menjadi satu sistem sehingga momentum akhir setelah tumbukan merupakan penjumlahan massa balok kayu dan peluru dengan kecepatan dari keduanya akibat tembakan.

    mpvp+mbvb=(mp+mb)vm_pv_p+m_bv_b=(m_p+m_b)v'

    (0,2)(vp)+(3)(0)=(0,2+3)(3)(0,2)(v_p)+(3)(0)=(0,2+3)(3)

    0,2vp=9,60,2v_p=9,6

    vp=9,60,2v_p=\frac {9,6}{0,2}

    vp=48v_p=48 m/s

    Jadi, kecepatan peluru sesaat sebelum menumbuk balok kayu adalah 48 m/s.

  • Pilgan

    Suatu mega proyek menggunakan truk pengangkut material untuk mengangkut semen dalam jumlah banyak. Proyek ini menggunakan corong semen raksasa yang memiliki debit 1.500 liter per sekon untuk menuang semen ke dalam truk. Jika truk bermassa 15 ton bergerak dengan kecepatan 6 m/s dan massa jenis semen adalah 2.500 kg/m3, maka kecepatan truk setelah diisi semen selama 8 s adalah ....

    A

    2,0 m/s

    B

    4,0 m/s

    C

    3,0 m/s

    D

    4,5 m/s

    E

    2,5 m/s

    Pembahasan:

    Diketahui:

    Debit Q = 1.500 liter/s = 1,5 m3/s

    Massa truk mtruk = 15 ton = 15.000 kg

    Kecepatan truk sebelum diisi semen vtruk = 6 m/s

    Massa jenis semen ρsemen\rho_{\text{semen}} = 2.500 kg/m3

    Waktu pengisian semen t = 8 s

    Ditanya:

    Kecepatan truk setelah diisi semen vtruk' = ?

    Dijawab:

    Sebelumnya, menentukan volume semen yang diisikan ke dalam truk selama 8 s melalui debit semen yang keluar dari corong. Debit merupakan banyaknya volume fluida yang mengalir setiap waktu yang dinyatakan dengan

    Q=VtQ=\frac{V}{t}

    atau V=QtV=Qt

    Berdasarkan soal, debit semen dinyatakan dengan

    Q=1,5 Q=1,5\  m3/s selama 8 s

    sehingga volume semen selama 8 s adalah

    V=1,5V=1,5 m3/s (8 s)

    V =12V\ =12 m3

    Karena diketahui massa jenis semen, maka dapat ditentukan massa dari semen melalui hubungan

    ρ=mV\rho=\frac{m}{V} atau m=ρVm=\rho V

    dengan ρ\rho adalah massa jenis fluida, mm adalah massa, dan VV adalah volume. Sehingga, massa semen adalah

    msemen=ρsemenVsemenm_{\text{semen}}=\rho_{\text{semen}}V_{\text{semen}}

    msemen=(2.500)(12 )m_{\text{semen}}=\left(2.500\right)\left(12\ \right)

    msemen=30.000m_{\text{semen}}=30.000 kg

    Pada kasus ini berlaku hukum kekekalan momentum, dimana momentum awal sebelum diisi semen dengan momentum akhir setelah diisi semen adalah sama, dimana

    pawal=pakhirp_{\text{awal}}=p_{\text{akhir}}

    Momentum merupakan ukuran kesukaran untuk memberhentikan gerak suatu benda melalui hasil perkalian antara massa dengan kecepatan benda.

    p = mvp\ =\ mv

    Sebelum diisi dengan semen, momentum awal sistem hanyalah momentum dari truk kosong. Sedangkan setelah diisi semen, momentum akhir sistem merupakan perkalian antara gabungan massa truk dan massa semen dengan kecepatan truk setelah diisi semen, sehingga

    mtrukvtruk=(mtruk+msemen)vtrukm_{\text{truk}}v_{\text{truk}}=\left(m_{\text{truk}}+m_{\text{semen}}\right)v_{\text{truk}}'

    Maka, sesuai dengan hukum kekekalan momentum:

    pawal=pakhirp_{\text{awal}}=p_{\text{akhir}}

    mtrukvtruk=(mtruk+msemen)vtrukm_{\text{truk}}v_{\text{truk}}=\left(m_{\text{truk}}+m_{\text{semen}}\right)v_{\text{truk}}'

    (15.000)(6)=(15.000+30.000)vtruk\left(15.000\right)\left(6\right)=\left(15.000+30.000\right)v_{\text{truk}}'

    90.000=45.000vtruk90.000=45.000v_{\text{truk}}'

    vtruk=90.00045.000v_{\text{truk}}'=\frac{90.000}{45.000}

    vtruk=2v_{\text{truk}}'=2 m/s

    Jadi, kecepatan truk setelah diisi semen adalah 2 m/s.

  • Pilgan

    Truk A bermassa 10 ton bergerak ke arah kiri dengan kecepatan konstan 4 m/s. Dengan waktu yang sama, truk B yang bermassa 20 ton bergerak ke arah kanan dengan kecepatan 5 m/s. Tidak lama kemudian truk A dan B saling bertabrakan sehingga truk A berhenti. Kecepatan truk B sesaat setelah tabrakan sebesar ....

    A

     m/s

    B

     m/s

    C

     m/s

    D

     m/s

    E

     m/s

    Pembahasan:

    Diketahui:

    Massa truk A m1=10m_1=10 ton =10.000=10.000 kg

    Kecepatan awal truk A v1=4v_1=4 m/s

    Massa truk B m2=20m_2=20 ton = 20.00020.000 kg

    Kecepatan awal truk B v2=5v_2=-5 m/s (negatif karena arahnya berlawanan dengan arah truk A)

    Kecepatan truk A setelah tabrakan v1=0v_1'=0 m/s (karena berhenti)

    Ditanya:

    Kecepatan awal truk B setelah tabrakan v2=?v_2'=?

    Dijawab:

    Hukum kekekalan momentum menjelaskan bahwa total momentum sistem benda sebelum tumbukan selalu sama dengan total momentum sistem benda setelah tumbukan. Dengan demikian, persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut.

    pawal=pakhirp_{\text{awal}}=p_{\text{akhir}}

    m1v1+m2v2=m1v1+m2v2m_1v_1+m_2v_2=m_1v_1'+m_2v_2'

    (10.000)(4)+(20.000)(5)=(10.000)(0)+(20.000)(v2)\left(10.000\right)\left(4\right)+\left(20.000\right)\left(-5\right)=\left(10.000\right)\left(0\right)+\left(20.000\right)\left(v_2'\right)

    (40.000)100.000=0+20.000v2\left(40.000\right)-100.000=0+20.000v_2'

    60.000=20.000v2-60.000=20.000v_2'

    v2=60.00020.000v_2'=\frac{-60.000}{20.000}

    v2=3v_2=-3 m/s (negatif menandakan arahnya berlawanan dengan arah truk A)

    Jadi, kecepatan truk B sesaat setelah tabrakan sebesar 33 m/s.

  • Pilgan

    Mobil A yang bermassa 800 kg melaju dengan kecepatan 40 m/s dari arah barat ke timur. Sedangkan mobil B melaju dari arah timur ke barat dengan kecepatan 20 m/s. Ditengah perjalanan, mobil A dan mobil B saling bertabrakan dan menempel sesaat setelah tabrakan. Jika massa mobil B adalah 1.200 kg, maka setelah tabrakan, sistem kehilangan energi sebesar ....

    A

    100%

    B

    95,2%

    C

    90,1%

    D

    85,0%

    E

    98,2%

    Pembahasan:

    Diketahui:

    Massa mobil A mA = 800 kg

    Massa mobil B mB = 1.200 kg

    Kecepatan mobil A vA = 40 m/s

    Kecepatan mobil B vB = 20 m/s

    Ditanya:

    Energi yang hilang ?

    Dijawab:

    Pada peristiwa tabrakan antara mobil A dan mobil B berlaku hukum kekekalan momentum. Berdasarkan hukum kekekalan momentum, total momentum awal sebelum tabrakan yaitu momentum mobil A dan momentum mobil B adalah sama dengan total momentum setelah tabrakan, dimana

    psebelum=psetelahp_{\text{sebelum}}=p_{\text{setelah}}

    Sementara momentum merupakan ukuran kesukaran untuk memberhentikan gerak suatu benda melalui hasil perkalian antara massa dengan kecepatan benda, dimana

    p = mvp\ =\ mv

    Soal merupakan aplikasi dari tumbukan tidak lenting sama sekali dimana setelah tabrakan kedua mobil bersatu dan bergerak bersama dengan kecepatan yang sama, maka berlaku hubungan kecepatan setelah tabrakan sebagai berikut.

    vA=vB=vv_{\text{A}}'=v_{\text{B}}'=v'

    sehingga persamaan yang berlaku untuk tumbukan tidak lenting sama sekali adalah

    mAvA+mBvB=(mA+mB)vm_{\text{}\text{A}}v_{\text{A}}+m_{\text{B}}v_{\text{B}}=(m_{\text{A}}+m_{\text{B}})v'

    Dengan menetapkan arah barat ke timur dianggap sebagai acuan, maka arah barat ke timur sebagai arah positif sedangkan arah timur ke barat sebagai arah negatif, sehingga

    psebelum tabrakan=psetelah tabrakanp_{\text{sebelum tabrakan}}=p_{\text{setelah tabrakan}}

    mAvA+mBvB=(mA+mB)vm_Av_A+m_Bv_B=\left(m_A+m_B\right)v'

    (800)(40)+(1.200)(20)=(800+1.200)v\left(800\right)\left(40\right)+\left(1.200\right)\left(-20\right)=\left(800+1.200\right)v'

    32.00024.000=2.000v32.000-24.000=2.000v'

    8.000=2.000v8.000=2.000v'

    v=8.0002.000v'=\frac{8.000}{2.000}

    v=4v'=4 m/s

    Hasil yang bernilai positif menunjukkan bahwa setelah tabrakan kedua mobil bergerak ke arah Barat ke Timur. Sehingga kelajuan dan arah kedua mobil setelah tabrakan adalah 4 m/s ke Timur.

    Untuk mengetahui besar energi yang hilang dari sistem akibat dari tabrakan dapat menggunakan hukum kekekalan energi kinetik dengan menghitung energi kinetik awal sistem sebelum tabrakan dan energi kinetik sistem setelah tabrakan.

    Energi kinetik awal sistem adalah penjumlahan dari energi kinetik mobil A dan mobil B.

    EK1=12mAvA2+12mBvB2EK_1=\frac {1}{2} m_Av_A^2+\frac {1}{2} m_Bv_B^2

    EK1=12(800)(40)2+12(1.200)(20)2EK_1=\frac{1}{2}\left(800\right)\left(40\right)^2+\frac{1}{2}\left(1.200\right)\left(20\right)^2

    EK1=(400)(1.600)+(600)(400)EK_1=\left(400\right)\left(1.600\right)+\left(600\right)\left(400\right)

    EK1=640.000+240.000EK_1=640.000+240.000

    EK1=880.000EK_1=880.000 J

    Energi kinetik akhir sistem adalah energi kinetik mobil A dan mobil B sesaat setelah tabrakan.

    EK2=12(mA+mB)(v)2EK_2=\frac {1}{2} (m_A+m_B)(v')^2

    EK2=12(800+1.200)(4)2EK_2=\frac{1}{2}\left(800+1.200\right)\left(4\right)^2

    EK2=12(2.000)(16)EK_2=\frac{1}{2}\left(2.000\right)\left(16\right)

    EK2=16.000EK_2=16.000 J

    Energi kinetik yang hilang = 880.000 - 16.000 = 864.000 J.

    Secara persentase

    Persentase energi yang hilang=energi yang hilangenergi kinetik awal100%=864.000880.000100%=98,2%\text{Persentase energi yang hilang}=\frac{\text{energi yang hilang}}{\text{energi kinetik awal}}\text{x }100\%=\frac{864.000}{880.000}\text{x }100\%=98,2\% .

    Jadi, akibat dari tabrakan tersebut sebagian besar energi mekanik awal dari sistem tersebut hilang sebesar 864 kJ dari 880 kJ atau sekitar 98,2%.

  • Pilgan

    Adi menggendong Ali di pundaknya dan berlari ke arah selatan dengan kecepatan 8 m/s. Massa Adi dan Ali sama, yaitu sebesar 50 kg. Kemudian Ali lompat dari badan Adi ke arah selatan dengan kecepatan sebesar 5 m/s. Energi kinetik Adi sesaat setelah Ali lompat adalah ....

    A

     joule

    B

     joule

    C

     joule

    D

     joule

    E

     joule

    Pembahasan:

    Diketahui:

    Massa Adi m1=50m_1=50 kg

    Massa Ali m2=50m_2=50 kg

    Kecepatan awal v=8v=8 m/s

    Kecepatan Ali lompat v2=5v_2'=5 m/s

    Ditanya:

    Energi kinetik Adi setelah Ali lompat EK1=?EK_1'=?

    Dijawab:

    Hukum kekekalan momentum menjelaskan bahwa total momentum sistem benda sebelum tumbukan selalu sama dengan total momentum sistem benda setelah tumbukan. Dengan demikian, persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut.

    pawal=pakhirp_{\text{awal}}=p_{\text{akhir}}

    m1v+m2v=m1v1+m2v2m_1v+m_2v=m_1v_1'+m_2v_2'

    (m1+m2)v=m1v1+m2v2\left(m_1+m_2\right)v=m_1v_1'+m_2v_2'

    (50+50)(8)=50v1+(50)(5)\left(50+50\right)\left(8\right)=50v_1'+\left(50\right)\left(5\right)

    (100)(8)=50v1+250\left(100\right)\left(8\right)=50v_1'+250

    800=50v1+250800=50v_1'+250

    800250=50v1800-250=50v_1'

    550=50v1550=50v_1'

    v1=11v_1'=11 m/s

    Kemudian kita hitung energi kinetiknya dengan persamaan berikut.

    EK1=12m1(v1)2EK_1'=\frac{1}{2}m_1\left(v_1'\right)^2

    EK1=12(50)(11)2EK_1'=\frac{1}{2}\left(50\right)\left(11\right)^2

    EK1=25(121)EK_1'=25\left(121\right)

    EK1=3.025EK_1'=3.025 joule

    Jadi, energi kinetik Adi sesaat setelah Ali lompat adalah 3.0253.025 joule.

  • Pilgan

    Justin dan Jane berkeliling naik sepeda. Justin membonceng Jane. Massa Justin sebesar 60 kg, sedangkan Jane bermassa 40 kg. Massa sepeda yang mereka gunakan sebesar 10 kg. Saat sedang berkeliling, tiba-tiba Jane melompat ke arah yang berlawanan dengan arah sepeda dengan kecepatan sebesar 1 m/s. Oleh karena hal tersebut, Justin dan sepedanya bergerak mejadi semakin cepat dari kecepatan awalnya, yaitu 12 m/s. Kecepatan awal sesaat sebelum Jane lompat sebesar ....

    A

     m/s

    B

     m/s

    C

     m/s

    D

     m/s

    E

     m/s

    Pembahasan:

    Diketahui:

    Massa Justin m1=60m_1=60 kg

    Massa Jane m2=40m_2=40 kg

    Massa sepeda m3=10m_3=10 kg

    Kecepatan Jane lompat v2=1v_2'=-1 m/s (negatif karena berlawanan arah dengan arah semula)

    Kecepatan Justin sama dengan kecepatan sepeda setelah Jane lompat v1=v3=12v_1'=v_3'=12 m/s

    Ditanya:

    Kecepatan awal sesaat sebelum Jane lompat v=?v=?

    Dijawab:

    Hukum kekekalan momentum menjelaskan bahwa total momentum sistem benda sebelum tumbukan selalu sama dengan total momentum sistem benda setelah tumbukan. Dengan demikian, persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut.

    pawal=pakhirp_{\text{awal}}=p_{\text{akhir}}

    m1v+m2v+m3v=m1v1+m2v2+m3v3m_1v+m_2v+m_3v=m_1v_1'+m_2v_2'+m_3v_3'

    (m1+m2+m3)v=m1v1+m2v2+m3v3\left(m_1+m_2+m_3\right)v=m_1v_1'+m_2v_2'+m_3v_3'

    (60+40+10)v=(60)(12)+(40)(1)+(10)(12)\left(60+40+10\right)v=\left(60\right)\left(12\right)+\left(40\right)\left(1\right)+\left(10\right)\left(12\right)

    (110)v=720+40+120\left(110\right)v=720+40+120

    110v=880110v=880

    v=880110v=\frac{880}{110}

    v=8v=8 m/s

    Jadi, kecepatan awal sesaat sebelum Jane lompat sebesar 88 m/s.

  • Pilgan

    Ronald yang bermassa 56 kg berlari dengan kecepatan 5 m/s menuju perahu yang sedang diam di dermaga. Jika Ronald kemudian melompat ke atas perahu yang bermassa 100 kg tersebut, maka berapakah kecepatan perahu setelah Ronald meloncat?

    A

    2,4 m/s

    B

    1,2 m/s

    C

    2,6 m/s

    D

    1,8 m/s

    E

    2,8 m/s

    Pembahasan:

    Diketahui:

    Kecepatan awal perahu vp = 0 \rightarrow karena perahu diam

    Kecepatan awal Ronald vR = 5 m/s

    Massa Ronald mR = 56 kg

    Massa Perahu mp = 100 kg

    Ditanya:

    Kecepatan perahu setelah Ronald melompat v' = ?

    Dijawab:

    Berdasarkan hukum kekekalan momentum, momentum total sistem sesaat sebelum tumbukan sama dengan momentum total sistem sesaat setelah tumbukan, dimana

    psebelum loncat=psetelah loncatp_{\text{sebelum loncat}}=p_{\text{setelah loncat}}

    Sementara momentum merupakan ukuran kesukaran untuk memberhentikan gerak suatu benda melalui hasil perkalian antara massa dengan kecepatan benda, dimana

    p = mvp\ =\ mv

    Sehingga

    psebelum loncat=psetelah loncatp_{\text{sebelum loncat}}=p_{\text{setelah loncat}}

    pR+pp=pR+ppp_R+p_p=p_R'+p_p'

    mRvR+mpvp=(mR+mp)vm_Rv_R+m_pv_p=(m_R+m_p)v'

    (56)(5)+(100)(0)=(56+100)v(56)(5)+(100)(0)=(56+100)v'

    280=156v280=156v'

    v=280156v'=\frac {280}{156}

    v=1,8v'=1,8 m/s

    Jadi, kecepatan perahu sesaat setelah Ronald meloncat adalah 1,8 m/s.

  • Pilgan

    Joko dan Jono sedang bermain kelereng. Sekarang giliran Jono. Jono menyentil kelerengnya ke arah kelereng Joko dengan kecepatan 5 m/s. Kelereng Joko tadinya diam. Sesaat setelah tabrakan tersebut kelereng Joko bergerak dengan kecepatan 2 m/s searah dengan arah awal kelereng Jono. Sedangkan kelereng Jono jadi berbalik arah dengan kecepatan 0,5 m/s. Jika massa kelereng Joko 100 gram, maka massa kelereng Jono sebesar ....

    A

     kg

    B

     kg

    C

     kg

    D

     kg

    E

     kg

    Pembahasan:

    Diketahui:

    Kecepatan awal kelereng Jono v1=5v_1=5 m/s

    Kecepatan awal kelereng Joko v2=0v_2=0 m/s (karena awalnya diam)

    Kecepatan akhir kelereng Joko v2=2v_2'=2 m/s

    Kecepatan akhir kelereng Jono v1=0,5v_1'=-0,5 m/s (negatif karena berbalik arah, jadi awahnya berlawanan dari arah awalnya)

    Massa kelereng Joko m2=100m_2=100 gram =0,1=0,1 kg

    Ditanya:

    Massa kelereng Jono m1=?m_1=?

    Dijawab:

    Hukum kekekalan momentum menjelaskan bahwa total momentum sistem benda sebelum tumbukan selalu sama dengan total momentum sistem benda setelah tumbukan. Dengan demikian, persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut.

    pawal=pakhirp_{\text{awal}}=p_{\text{akhir}}

    m1v1+m2v2=m1v1+m2v2m_1v_1+m_2v_2=m_1v_1'+m_2v_2'

    (m1)(5)+(0,1)(0)=(m1)(0,5)+(0,1)(2)\left(m_1\right)\left(5\right)+\left(0,1\right)\left(0\right)=\left(m_1\right)\left(-0,5\right)+\left(0,1\right)\left(2\right)

    5m1+0=0,5m1+0,25m_1+0=-0,5m_1+0,2

    5,5m1=0,25,5m_1=0,2

    m1=0,25,5m_1=\frac{0,2}{5,5}

    m1=0,036m_1=0,036 kg

    Jadi, massa kelereng Jono sebesar 0,0360,036 kg.


Tidak Ada Komentar

Ayo Daftar Sekarang!

Dan dapatkan akses ke seluruh 284.846 soal dengan berbagai tingkat kesulitan!

Daftar

Masih ada yang belum ngerti juga? Tanya ke kak tutor aja! Caranya, daftar layanan premium dan pilih paketnya.